Hikmah esdenews.com,- Ya, menurut ajaran Islam, rezeki, jodoh, dan kematian (ajal) adalah takdir yang telah tertulis dan ditentukan oleh Allah SWT di Lauh Mahfudz sejak sebelum manusia diciptakan.
Namun, ketetapan ini tidak menghilangkan peran ikhtiar (usaha) manusia untuk menjemput rezeki, mencari jodoh, dan menjalankan takdirnya.
Ketetapan di Lauh Mahfudz :
Allah memerintahkan Qalam (pena) untuk menulis segala sesuatu yang akan terjadi di dunia, termasuk rezeki, ajal, amal, dan apakah seseorang akan bahagia atau sengsara, untuk ketiga hal ini adalah rahasia Allah.
Peran Ikhtiar :
Meskipun sudah tertulis, manusia tidak bisa berdiam diri saja.
Rezeki : Manusia wajib berusaha mencari rezeki yang halal melalui pekerjaan dan usaha lain, serta menjaga hubungan silaturahmi.
Jodoh : Manusia tetap harus berdoa dan berusaha untuk menemukan jodoh terbaiknya, meskipun pasangan tersebut sudah ditentukan.
Ajal (Kematian) : Mengetahui bahwa kematian sudah ditentukan justru mendorong manusia untuk bersiap dan beramal baik agar meraih akhir yang bahagia.
Sebab dan Akibat : Allah telah menetapkan rezeki dan jodoh beserta sebab-sebabnya. Hal ini berarti ada usaha dan amalan tertentu yang menjadi jalan untuk mendapatkan rezeki dan jodoh tersebut.
Dengan demikian, konsep takdir ini mengajarkan bahwa manusia perlu terus berusaha dan berikhtiar dengan ikhlas, sambil meyakini bahwa segala sesuatu ada dalam ketetapan dan kehendak Allah yang Maha Tahu.
Selain itu rezeki tidak akan tertukar dengan orang lain karena rezeki yang kita terima adalah yang Allah berikan. Rezeki bisa datang dari mana saja dan kapan saja jadi jangan berputus asa ketika menjumpai kesulitan dalam mencari rezeki. Bisa saja saat mengalami kesulitan, tiba-tiba tetangga memberikan rezeki yang tidak disangka, misalnya makanan, pekerjaan, sedekah dan lainnya.
Bukan hanya satu atau dua ayat, banyak pembahasan tentang rezeki sudah ditetapkan yang ada di Al-Qur’an dan Hadist yang bisa dijadikan pedoman. Firman Alloh SWT di Surah At-Talaq : 3
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣
” wa yarzuq-hu min ḫaitsu lâ yaḫtasib, wa may yatawakkal ‘alallâhi fa huwa ḫasbuh, innallâha bâlighu amrih, qad ja‘alallâhu likulli syai’ing qadrâ “.
Artinya : ” dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu “.
Lantas Firman Alloh SWT QS. Al-Isra : 31.
وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيرًا
” Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāq, naḥnu narzuquhum wa iyyākum, inna qatlahum kāna khiṭ`ang kabīrā “
Artinya : ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar “.
Rasululloh SAW telah bersabda :
“Sesungguhnya awal Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan dangin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (Tirmidzi no. 2155)
Dengan penjelasan ayat di atas, pasti sudah memahami bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Jadi, tidak perlu risau dan khawatir namun jangan lupa untuk bekerja keras dan terus berdoa agar pintu rezeki terbuka.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rezeki, jodoh, dan maut merupakan ketetapan Allah SWT yang sudah diatur semenjak manusia lahir di dunia. Sebagian orang mungkin salah paham dengan maksud rezeki sudah diatur atau sudah ditentukan.
Setiap manusia mungkin sudah memiliki kadar rezekinya masing-masing, tapi bukan berarti kita hanya menengadah tangan dan menunggu rezeki itu datang. Pada dasarnya, rezeki tidak bisa datang dengan sendirinya, melainkan rezeki akan datang pada mereka yang bekerja.
Iringi usaha dan bekerja keras ini dengan bertawakal kepada Allah SWT karena ini merupakan amalan untuk membukakan pintu rezeki. Bekerja juga harus didasari dengan ibadah agar rezeki yang didapatkan lebih berkah sehingga mendatangkan manfaat.***