Derajat yang paling Tinggi bagi Manusia adalah Takwanya

Gambar Istimewa

Hikmah esdenews.com,- Menurut Al-Qur’an, derajat manusia meninggi karena beberapa hal, terutama takwa, iman, dan ilmu pengetahuan. Selain itu, beberapa amalan seperti menunaikan ibadah, berbuat baik kepada sesama, dan menjalani ujian hidup dengan sabar juga dapat mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah SWT.

 
Orang yang paling mulia di hadapan Allah adalah yang paling bertakwa, seperti dijelaskan dalam QS. 
Al-Hujurat Ayat 13.

banner 325 x 300

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝١٣

yâ ayyuhan-nâsu innâ khalaqnâkum min dzakariw wa untsâ wa ja‘alnâkum syu‘ûbaw wa qabâ’ila lita‘ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum, innallâha ‘alîmun khabîr

” Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti “.

Selain itu, bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan diberi ilmu beberapa derajat, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11. berikut bunyi Surat dan ayat tersebut :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Arab-latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥū fil-majālisi fafsaḥū yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzū fansyuzū yarfa’illāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-‘ilma darajāt(in), wallāhu bimā ta’malūna khabīr(un).

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat tersebut, mengandung beberapa hal yang perlu diperhatikan umat Islam.
Derajat seseorang akan meningkat sesuai dengan amal perbuatannya, 
Melaksanakan shalat, termasuk shalat malam di saat manusia tidur, dapat meninggikan derajat seseorang. Memberikan bantuan makanan dan menyebarkan salam adalah dua dari tiga perkara yang meninggikan derajat, menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

Baca Juga:  Thoma Berharap Sesuatu Tanpa Usaha

Bersabar menghadapi ujian hidup, seperti musibah atau cobaan, dapat menjadi sarana bagi Allah untuk menyucikan jiwa dan mengangkat derajat hamba-Nya, Orang yang senantiasa lancar membaca Al-Qur’an, orang tersebut akan berada bersama para malaikat yang mulia, sementara yang terbata-bata akan mendapatkan dua pahala berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim.
 
Lebih lanjut, Allah SWT memberikan jaminan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan kedudukannya. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, ilmu pengetahuan tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Seorang Muslim yang berilmu akan lebih mampu memahami ajaran agamanya, mempraktikkan ibadah dengan lebih baik, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Mereka juga lebih mampu menjaga kebenaran dan menghindari kesesatan.

Suatu hari Jumat, ketika Nabi Muhammad sedang bermajlis di tempat yang sempit, beliau memberikan tempat khusus kepada para sahabat yang berjasa dalam perang Badar. Saat itu, beberapa sahabat tersebut datang dan memberi salam. Nabi pun membalas salam mereka dan para hadirin lainnya. 

Namun, tidak ada yang memberi mereka tempat duduk. Para sahabat itu tetap berdiri, sehingga Nabi meminta sahabat lain yang tidak ikut perang Badar untuk pindah agar mereka bisa duduk lebih dekat. Perintah ini membuat sebagian orang yang disuruh pindah merasa tidak enak. Kaum munafik memanfaatkan situasi ini dengan  menyebarkan fitnah bahwa Nabi tidak adil.

Sikap yang dilakukan Rasulullah terhadap sahabat-sahabatnya yang memiliki jasa besar itu, dikenal juga dalam pergaulan internasional dewasa ini. Kita mengenal ada yang dinamai peraturan protokoler, di mana penyandang kedudukan terhormat memiliki tempat-tempat terhormat di samping kepala negara, karena memang seperti penegasan Al-Qur’an bahwa :(Al-Hadid .57.ayat 10).

Baca Juga:  Dzalim dan Fitnah Merupakan Dosa Besar

لَا يَسْتَوِيْ مِنْكُمْ مَّنْ اَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ الَّذِيْنَ اَنْفَقُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَقَاتَلُوْاۗ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ 

“Tidak sama orang yang menginfakkan (hartanya di jalan Allah) di antara kamu dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang setelah itu. Allah menjanjikan (balasan) yang baik kepada mereka masing-masing. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” 

Meskipun ayat tersebut tidak secara langsung menyatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang berilmu, ayat tersebut menegaskan bahwa mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada orang yang hanya beriman saja. Hal ini karena pengetahuan yang mereka miliki memainkan peran penting dalam mencapai ketinggian derajat tersebut, bukan hanya faktor lain diluar pengetahuan.

Dengan demikian, penafsiran Imam Malik ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan pencarian kebenaran merupakan dua hal yang saling terkait dan sama-sama penting. Orang yang memiliki kedua kualitas ini akan mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Lebih jauh lagi, Allah SWT juga meninggikan derajat orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. Para ulama dan ilmuwan secara khusus mendapatkan derajat yang lebih tinggi karena mereka menggabungkan ilmu pengetahuan dengan amal perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang tinggi harus diiringi dengan amal perbuatan agar mendapatkan pahala yang lebih besar.

Dengan memahami makna dari Surat dan ayat tersebut siatas , kita sebagai umat Muslim diharapkan untuk senantiasa mencari ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan demikian, kita dapat menjadi hamba Allah yang lebih baik dan mendapatkan keberkahan dari-Nya di dunia dan di akhirat. Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang beriman dan berilmu, dan mendapatkan keberkahan serta kebaikan dari Allah SWT.***

Penulis: curasman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *