Nasional Esdenews,- Ahmad Yani lahir di Jenar, Purwodadi, Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922, terlahir dari pasangan keluarga M. Wongsorejo dan istrinya Murtini. Tercatat bahwa keluarga ini bekerja di sebuah pabrik gula yang milik seorang Belanda.
Mulanya Ahmad Yani menempuh pendidikan HIS di Purworejo hanya sampai kelas I, kemudian Ia pindah ke HIS Magelang sejak kelas II. Ahmad Yani menamatkan HIS pada 1935 di Bogor dan meneruskan hingga MULO. Ia pindah ke Jakarta untuk menempuh sekolah AMS tapi terhenti karena perang dunia II.
Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah menengah untuk menjalani pendidikan wajib militer sebagai tentara Hindia Belanda. Sebagai calon perwira, ia mengambil kecabangan/bidang topografi militer di Malang, Jawa Timur, namun pendidikan ini terputus karena invasi Jepang pada tahun 1942. Masih di tahun yang sama, Yani dan keluarganya pindah kembali ke Jawa Tengah.[Walaupun hal ini butuh rujukan]
Ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, Ia sempat ditangkap oleh pasukan Dai Nippon di Cimahi. Namun ia bebas dan Ahmad Yani kembali ke Purworejo. Pada tahun 1943, ia bergabung menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air) yang dibentuk oleh penguasa Jepang waktu itu dan menjalani pelatihan lanjut di Magelang.
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton PETA dan menerima pendidikan di Bogor, Jawa Barat. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke Magelang sebagai instruktur tentara.[butuh rujukan]
Pada tanggal 5 Desember 1944, ia menikah dengan Bandiah Yayu Ruliah, yang dulu pernah menjadi guru mengetiknya. Dari perkawinan ini, Jenderal Ahmad Yani dianugerahi delapan orang anak.***