Hikmah esdenews.com,- Dalam Al-Qur’an, “toma” (yang ditulis dengan bacaan yang berbeda) memiliki beberapa makna tergantung konteksnya, seperti :
Thoma’ (ظَنّ) :
Berharap sesuatu tanpa usaha, seringkali tercela kecuali harapan terhadap rahmat Allah. Al-Qur’an memperingatkan tentang harapan kosong tanpa upaya.
Toma’ninah (طُمَأْنِينَة) :
Kata ini tidak ada dalam Al-Qur’an, tetapi kata yang mirip, “toma’ninah,” memiliki arti tenang dan tuma’ninah (ketenangan) saat melakukan shalat, yaitu gerakan yang tenang dan tidak terburu-buru.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing makna :
1. Thoma’ (ظَنّ)
Definisi: Thoma’ adalah harapan terhadap sesuatu yang tidak akan terjadi atau tanpa diiringi usaha (sebab).
Contoh : Berharap kaya tanpa bekerja keras adalah contoh thoma’ yang tercela.
Kecuali : Thoma’ yang terpuji adalah harapan akan rahmat Allah, karena rahmat tersebut datang dari Allah dan diusahakan melalui doa dan ibadah.
2. Toma’ninah (طُمَأْنِينَة)
Definisi : Dalam konteks shalat, toma’ninah berarti tenang, tetap, dan tidak terburu-buru saat melakukan gerakan seperti rukuk, sujud, dan duduk di antara dua sujud.
Tuntutan : Al-Qur’an dan hadis menekankan pentingnya toma’ninah dalam shalat agar shalat tersebut sah.
Dampak : Kelalaian dalam tuma’ninah dianggap dapat merusak kesempurnaan shalat.
“Toma” dalam Al-Qur’an memiliki dua makna utama tergantung pada bacaannya. “Thoma’” adalah harapan tanpa usaha (tercela kecuali harapan pada rahmat Allah), sedangkan “Toma’ninah” (tumaninah) adalah ketenangan dalam shalat.
Agama Islam mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Maka, sebisa mungkin upayakan untuk tidak meminta-minta kepada orang lain. Pantang berharap orang lain berbelas kasihan kepada kita, sikap yang begini disebut dengan Toma.
Allah Swt. berfirman, “(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah mereka tidak dapat (berusaha) di bumi orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.” (QS.Al Baqoroh[2]273)
Sehebat apapun kita, jika tangan kita sudah di bawah, maka akan turun kehormatan kita. Semakin sering kita meminta-minta, akan semakin turun pula kehormatan kita. Meskipun seseorang punya jabatan tinggi, tapi kerjaannya meminta-minta jatah uang yang bukan haknya, maka jabatan tinggi tersebut akan sia-sia saja karena kehormatannya sangat rendah. Tidak ada ceritanya peminta -peminta itu berwibawa.
Jauhilah sikap Toma, berharap-harap diberi oleh orang lain, jagalah kehormatan diri. Milikilah semangat untuk bisa memberi pada orang lain. Dan, cukupkanlah diri dengan ikhtiar dan tawakal kepada Allah Swt.
Rosululloh Saw. bersabda,
“Siapa merasa cukup, Allah mencukupkannya. Siapa memelihara diri (dari meminta-minta), maka Allah pun memeliharanya.”
(HR. Bukhori, Muslim, Ahmad)
Banyak orang yang selalu menekankan bahwa sifat kikir adalah sesuatu yang harus kita hindari. Akan tetapi, kita juga dengan mudah menyebut seseorang memiliki sifat kikir. Padahal kita tidak benar-benar mengenal orang-orang tersebut. Karena bisa jadi, dia menyembunyikan kedermawanan yang dia lakukan sehingga kita tidak melihatnya
Kemudian makna dari Thoma’ itu sendiri dan alasan dari tiadanya sifat pelit dan kikir itu. “Thoma’ itu berharap untuk dikasihi orang lain. Sampeyan (kamu) pernah nggak bilang kalau artis-artis di Jakarta itu kikir? Nggak pernah kan. Karena kamu nggak pernah ingin diberi tapi kalau kamu punya pacar. Lalu karena kenal, nggak pernah ditraktir. ‘Oh pacarku kikir’ Karena kamu ingin diberi.***












